Ta'aruf dan Pacaran Islami


maringngerrang.blogspot.com

Pacaran di era sekarang, bukanlah hal yang tabu lagi dimasyarakat. Buktinya mereka menganggap hal itu biasa-biasa saja, kalau memang pacaran itu hal yang tabu dimasyarakat, penulis yakin deh kagak ada lagi orang yang berani pacaran. Sedikit kalau kita kaitkan dengan sudut pandang sosiologi, dari sini kita bisa lihat adanya degradasi moral dan perubahan tata nilai yang ada dimasyarakat. Tak bisa dipungkiri juga bahwa ini salah satu dampak dari globalisasi dan pengaruh budaya-budaya asing. Karena pacaran anak muda zaman sekarang sangat rentan sekali untuk melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan norma yang berlaku.

Namun lucunya anak yang sok-sok-an ngerti agama, pacaran sering disalah artikan sebagai taaruf dalam Islam. Padahal dalam ajaran islam sendiri, pacaran jelas dilarang. Gue bukannya sok religius, tapi cuman gue pengen meluruskan aja kalau pacaran itu nggak sama dengan taaruf. Kalau pacaran ya pacaran saja, nggak perlu bawa-bawa agama. Sebab, pacaran itu bukan budaya orang muslim, kalau boleh gue bicara kasar, itu budayanya orang kafir. Tapi nggak bisa dinafikkan, bahwa udah banyak orang muslim yang ikut-ikutan budaya haram tersebut. Alasan mereka simple, karena tuntutan masa muda mereka, yang sayang banget kalau nggak dimanfaatin.

Taaruf adalah saling kenal mengenal antara dua insan. Namun disini ada beberapa batasan yang perlu diperhatikan, jadi nggak bisa sembarangan. Yang paling umum, nggak boleh pegangan tangan (bukan muhrim), nggak boleh berpandangan lama-lama (pandangan pertama itu anugrah, yang kedua dan seterusnya itu tipu muslihat setan) , nggak boleh berduaan ditempat sepi (bila perlu dikasih pembatas diantara laki-laki dan perempuan), harus ada muhrim dari si perempuan (biar lebih aman). Sepengetahuan gue taaruf kurang lebih seperti itu. Bisa dibilang ini adalah tahap awal dari serangkaian tahap-tahap untuk menuju jalan yang halal (pernikahan).  

Kalau misalkan ketika taaruf ada kecocokan diantara keduannya, bisa dilanjutkan ke tahap selanjutnya yaitu Khitbah (lamaran). Si pemuda bisa langsung menemui keluarga pihak perempuan dan menyampaikan maksud dan tujuan kedatangannya untuk melamar si perempuan. Baru setelah acara khitbah selesai, baru bisa dilanjutkan ke acara akad nikah. Serangkaian hal tersebut dilakukan untuk mencegah perbuatan yang dilarang agama diantara kedua insan, bukankah Islam itu indah, menjaga martabat seorang manusia dari perbuatan tercela. Tapi faktanya, hal itu udah jarang terjadi. Kebanyakan orang sebelum menikah, orang lebih memilih pacaran dahulu, kadang sampai bertahun-tahun, malangnya bukan berujung pernikahan malah berujung perpisahan.

Sekarang kita membahas pacaran islami. Bagaimanakah pacaran islami itu ? pacaran, sayang-sayangan, tapi gak pernah ketemuan gak pernah pegangan tangan. Meskipun mereka pacaran dengan cara seperti itu, lantas gak bisa spontanitas dibilang pacaran islami. Mereka sadar gak sadar akan terbuai dengan semunya cinta, membutakan mata hati mereka, lalai dan hanya terbelenggu nafsu. Kalau ada kesempatan untuk bertemu, minimal mereka akan bertatap muka, saling memandangi satu sama lain, itu juga udah dosa. Seperti kata pepatah “Kalau ada orang yang berduaan, yang ketiganya itu setan,” maka dari itu berhati-hatilah, karena barangkali lewat pacaran, kita bisa terjerumus ke jalan setan.

Kesimpulan: Dari berbagai ulasan yang gue jelaskan diatas, taaruf tidak sama dengan pacaran islami yang disalahartikan selama ini. Itu hanyalah kamuflase yang secara nggak langsung mendukung pacaran tapi berkedok Islam. Kalau memang pacaran ya pacaran aja nggak usah bawa-bawa agama, toh kalau itu dosa ditanggung sendiri. Gue bukannya sok alim, sok religius, tapi gue hanya meluruskan saja apa yang sekiranya keliru. Mending nggak usah pacaran aja kalau takut nanti jatuh ke jalan yang salah. Terakhir, menikah adalah jalan terbaik dari sebuah hubungan, hubungan yang Insyaallah akan memberikan kebahagiaan dalam hidup kedua insan. Sekian, maaf kalau ada tutur kata yang salah, semoga bermanfaat.

NB : Kalau pengen baca artikel yang relevan dengan artikel ini, tentunya dengan pembahasan yang lebih serius dan lebih mendalam bisa kalian googling sendiri, keyword: pacaran dalam islam. Penulis hanya kurang terbiasa saja membuat artikel yang terlalu formal.
Previous Post Next Post

Contact Form