Historia Vitae Magistra


Kawan, kali ini saya ingin membahas tentang hal yang berbau sejarah. Barangkali sebagian kalian sudah tahu makna dari istilah di atas, tapi saya yakin banyak juga yang belum tahu mengenai istilah tersebut. Tenang saja ini bukan artikel ilmiah, saya ingin membahas makna dari kalimat itu secara santai dan menyenangkan. Dan semoga juga dapat menjadi sebuah renungan bagi kita.

Istilah “Historia Vitae Magistra” pertama kali dicetuskan oleh Cicero, seorang filusuf Romawi. Makna dari kalimat tersebut adalah  sejarah adalah guru kehidupan atau dapat diartikan sejarah memberikan kearifan. Sungguh makna yang filosofis, bukan? Mari kita renungkan lebih dalam!

Kawan, setiap jejak demi jejak perjalanan yang telah kita lewati akan menjadi sejarah suatu saat kelak. Sebuah sejarah dalam hidup kita yang tentu sangat berharga untuk dijadikan sebuah pelajaran. Karena kehidupan yang kita alami saat ini sangat erat berkaitan dengan peristiwa-peristiwa di masa lampau. Sejatinya, apa yang kita miliki sekarang atau keadaan kita saat ini adalah hasil dari usaha-usaha atau perjuangan di masa lalu. Contoh kecil adalah perjuangan para pahlawan yang telah gugur demi memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia. Tanpa perjuangan dan jasa besar mereka, kita pasti masih dalam keadaan terjajah oleh bangsa asing dan tidak dapat merasakan kemerdekaan. Oleh sebab itu, Bung Karno pernah berkata bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawan.

Cicero mengatakan bahwa sejarah mampu memberikan kearifan bagi kita. Kawan, kita pasti pernah melakukan sebuah kesalahan dalam hidup kita. Entah itu sebuah kesalahan kecil atau besar. Akan tetapi, kita dapat belajar dari kesalahan tersebut. Kita tentu akan menyesal pernah melakukan kesalahan itu di masa lalu. Namun, kita mempunyai kekuatan dan tekad untuk dapat memperbaiki kesalahan itu dan menjadi orang yang lebih berhati-hati dalam menjalani kehidupan. Ketika kita belajar dari sejarah itu artinya kita dapat berusaha menjadi orang yang lebih baik lagi dari waktu waktu. Kita dapat merenung dan bercermin kepada diri sendiri.

Pepatah ini juga berlaku untuk kalian yang masih belum move on, Kawan. Saya tahu, move on bukanlah hal yang mudah karena saya pernah mengalami patah hati terhebat dengan seseorang. Ketika kita harus tertatih-tatih menjalani kehidupan dengan membawa segenggam penyesalan. Akan tetapi, kita tahu bahwa semua itu telah tertinggal di belakang. Semua kenangan-kenangan itu telah usai. Hidup masih terus berlanjut meski itu menyakitkan. Dan waktu yang perlahan-lahan akan menyembuhkan rasa sakit itu. Kawan, meski sulit tapi percayalah bahwa ada saat dimana kalian akan belajar dari patah hati itu. Kalian akan belajar menghargai perasaan orang lain. Kalian akan tumbuh dewasa berkat patah hati itu. Semua itu mungkin, apabila kalian dapat menghargai masa lalu kalian serta berdamai dengan keadaan. Ketika kalian telah melewati proses menyakitkan itu, itu berarti kalian sudah menjadi lebih arif dan bijak perihal perasaan.

Kawan, maka dari itu sudah sepatutnya kita melakukan apa yang terbaik untuk kita di masa sekarang. Semua yang kita lakukan saat ini lambat laun akan menjadi sejarah dalam hidup. Jangan sampai ada penyesalan yang tertinggal di belakang. Namun, apabila kita pernah melakukan kesalahan di masa lalu, jangan menyerah karena kita punya kekuatan untuk merubah masa kelam itu menjadi masa depan yang lebih baik.

“Historia Vitae Magistra”
- Cicero -

Previous Post Next Post

Contact Form