Cinta Menurut Teori Evolusi Darwin



Darwin pernah mengeluarkan sebuah teori yang cukup menggemparkan dunia sekaligus menjadi kontroversi dalam masyarakat. Ia menyebutkan bahwa manusia itu berasal dari monyet. Teori ini lebih populer dikenal dengan sebutan teori evolusi Darwin. Hal ini menjadi polemik sekaligus perdebatan yang luar biasa di antara kalangan agamawan dengan kaum materialistik.

Jika direnungkan lebih dalam memang teori ini terdengar sangat gila karena manusia dan kera itu makhluk yang benar-benar berbeda. Manusia diciptakan oleh Tuhan dengan kesempurnaan akal dan perasaan yang mampu membedakan baik dan buruk. Kita tentu juga tidak mau percaya bahwa nenek moyang kita berasal dari monyet.


Baca juga: Witing Tresno Jalaran Soko Kulino

Namun, teori ini mungkin berlaku dalam masalah cinta. Jika kita membahas evolusi cinta dengan berlandaskan teori milik Darwin ini, hal itu tentu bisa diterima oleh logika. Dari situ kita dapat membuat hipotesis bahwa cinta itu berawal dari cinta monyet hingga berevolusi menjadi cinta sejati manusia.

Saya percaya, hampir semua orang di dunia ini pernah merasakan cinta monyet. Menurut Wikipedia, cinta monyet adalah sebuah istilah informal yang terjadi antara sepasang anak muda yang masih dalam masa remaja. Istilah ini juga dapat digunakan sebagai kata sindirian untuk orang yang kurang mencintai pasangannya. Konsep sederhana dari cinta monyet ini adalah cinta yang tidak berlandaskan keseriusan.

Cinta monyet ini biasanya terjadi pada anak yang baru memasuki masa remaja. Mereka mulai tertarik dan menyimpan rasa kagum terhadap lawan jenisnya. Hal ini sebenarnya lumrah karena hampir semua orang mengalami masa-masa ini ketika remaja.

Beberapa ciri utama dari cinta monyet ini adalah mereka masih malu-malu mengakui hubungan mereka serta tidak ada komitmen yang pasti dalam sebuah hubungan. Oleh sebab itu, cinta monyet kadang tidak bertahan lama dan hubungan semacam ini cenderung ibarat permainan semata. mereka yang menjalani cinta semacam ini seringkali putus di tengah jalan.


Baca juga: Menikam atau Tertikam Perasaan?

Namun, itu adalah proses yang wajar dalam sebuah masa pencarian. Dari berbagai proses itulah mereka akan tumbuh perlahan. Tidak mungkin kita akan selamanya berpikir bahwa hubungan itu hanyalah sebuah permainan. Akan tiba waktu ketika kita akan berpikir tentang esensi dari mencintai dan dicintai. Cinta yang bukan sekadar candaan, melainkan cinta sejati yang akan menetap dalam jangka waktu yang lama atau bahkan selamanya di relung hati kita.

Untuk mencapai tahap cinta sejati ini memang membutuhkan waktu yang sangat lama. Kadang seseorang perlu berusaha dan mencoba bangkit dari sekian banyak kegagalan. Dari berbagai pengalaman itulah seseorang akan mengerti tentang definisi cinta yang sesungguhnya.

Sebagai penutup, kita bisa menyimpulkan bahwa perjalanan cinta seseorang itu kerapkali dimulai dari cinta monyet hingga sampai pada titik ketika mereka telah menemukan cinta sejati dalam hidup mereka.


Baca juga: Cinta Tidak Pernah Salah, Hanya Keadaan yang Tidak Bersahabat
Previous Post Next Post

Contact Form