Edisi Mengenang Masa Kejayaan Warnet dan Puing Kenangan Nostalgia


via marwahkepri.com

Saya sangat miris ketika melihat keadaan warnet yang kini seolah hanya tinggal kenangan. Eksistensi warnet kini mulai tergerus dengan teknologi-teknologi baru yang lebih canggih. Padahal, beberapa tahun yang lalu warnet sangat berjaya dan menjadi tempat nongkrong asik bagi anak-anak labil dan bau kencur. Semua kini menjadi berbeda semenjak android dan wifi gratis menyerang.

Jaman dulu, warnet merupakan sumber yang paling mutakhir untuk mendapatkan fasilitas internet. Melalui warnet, kita dulu bisa merasakan lika-liku dan romantika berselancar di dunia maya. Dengan warnet, kita dulu bisa ngalay di facebook, mengunjungi situs game online dan situs-situs lain yang mungkin tidak sehat bagi anak-anak di bawah umur – you know what I mean.

Terlebih pada jaman itu, hanya file tipe-tipe tertentu yang didukung oleh ponsel yang belum secanggih sekarang. Contoh saja adalah 3gp. Anak-anak jaman now mungkin tidak pernah merasakan bagaimana serunya menonton lewat ponsel dengan kualitas yang hanya 3gp. Pada jaman itu, memiliki video 3gp bisa jadi ajang pamer dan ajang sharing kepada teman-teman sebaya. Kita bisa mengunduh video-video semacam itu melalui warnet baik video klip, anime, video lucu atau video YKWIM (you know what I mean).

Dulu kalau mau menonton video YKWIM harus pintar-pintar mengatur strategi. Paling tidak, kita harus mencari lokasi komputer yang paling pojok atau yang jauh dari keramaian. Meskipun demikian, sepintar-pintarnya kita bersandiwara di warnet, tingkah kotor itu tetap tercium oleh operator warnet.

Mengenang masa-masa itu saya jadi sedikit bernostalgia. Saya kenal warnet mungkin sewaktu saya masih SD. Namun, saya mulai akrab dengan warnet ketika saya beranjak SMP. Ada banyak kenangan pahit manis yang pernah saya lalui bersama warnet. Saya ingat ketika saya masih newbie dan tidak tahu bagaimana cara login di depan komputer. Lalu saya tanya mas-mas penjaga tentang password dan username yang sesuai. Lambat laun saya mulai menyadari kebodohan saya karena password dan username bisa diisi bebas sesuka hati kita.

Pertama kali main di warnet saya selalu mengajak teman karena menurut saya kalau rame-rame itu selalu asik. Namun karena hal itu, saya jadi suka rebutan mouse dan keyboard dengan mereka. Kami memiliki selera masing-masing di dunia maya. Ada yang pengen lihat naruto, one piece atau YKWIM hehe. Oleh sebab itulah, saya akhirnya memutuskan untuk berkarir solo di dalam dunia perwarnetan. Saya jadi berkuasa penuh terhadap seperangkat alat PC dan antek-anteknya.

Karena sudah keseringan main ke warnet, perlahan-lahan saya juga sudah mulai pro di bidang ini. Saya mulai suka berkelana menjelajahi satu warnet ke warnet demi mendapatkan koneksi yang paling cepat. Apabila saya menemukan sebuah warnet dengan koneksi yang lambat, saya kapok dan tidak akan mengulangi untuk yang kedua kalinya. Alasan saya melakukan penjelajahan ini adalah karena saya waktu itu berperan sebagai pemburu ratusan episode One Piece. Saya punya target untuk bisa mendapatkan ratusan episode tersebut.

Akhirnya saya menemukan salah satu warnet dengan spesifikasi yang sudah lama saya nanti. Koneksi internetnya lumayan cepat dan akhirnya saya bisa mendapatkan puluhan episode dalam satu kali ke warnet. Memang warnet itu cukup ramai dan terbilang populer sekecamatan sehingga kadang saya harus rela mengantri untuk bisa internet-an. Namun itu bukan masalah bagi saya karena saya juga termasuk tipe orang yang bersabar dalam urusan demikian.

Penghuni warnet favorit saya tersebut juga berbagai macam. Namun kebanyakan penghuninya adalah anak-anak labil yang hobi main game online seperti Point Blank dsb. Ada juga yang hanya sekadar browsing untuk tugas dan tipe seperti saya yang cari anime di warnet. Ah, kalau membahas anak-anak gamer saya jadi kangen ricuhnya mereka ketika battle. Warnet jadi sangat ramai dan menjadi ajang pisuhan bagi anak-anak labil. Kata-kata semacam asu, jancuk dan kata kotor lainnya sangat khas terdengar di telinga. Hingga yang paling lucu adalah ketika salah satu dari mereka dijemput paksa oleh orang tua mereka karena tidak pulang-pulang setelah keasikan nge-game.

Sayangnya, nasib warnet kini telah di ujung tanduk dan sulit untuk diselamatkan. Bagaimana tidak? Sekarang akses internet sangat mudah baik melalui kuota internet di smartphone atau sekadar nebeng di warung kopi sambil memesan secangkir kopi untuk durasi berjam-jam. Game-game online pun kini juga sudah bisa diakses melalui smartphone seperti mobile legend dsb. Jadi, eksistensi warnet kini sudah mulai memudar di masyarakat.

Saya menulis ini juga terinspirasi dari warnet yang menjadi langganan saya di masa lalu. Kadang saya miris karena ketika saya lewat di warnet itu suasananya sangat sepi sekali. Saya juga sudah kehilangan alasan untuk mampir karena saya saat ini lebih senang nongkrong di telkom. Akhir kata, saya ingin mengucapkan terimakasih kepada warnet atas jasa-jasanya di masa lalu.
Previous Post Next Post

Contact Form