Mengulik Kisah Cinta Mas Pur dan Novita yang Tengah Viral



Akhir-akhir ini, kisah cinta Mas Pur dan Novita dalam sinetron Tukang Ojek Pengkolan mampu menarik simpati dari para netizen di dunia maya. Pasalnya, Mas Pur tidak mendapati akhir yang manis dari kisah cintanya. Ia harus berpisah dengan Novita karena cinta mereka tidak mendapatkan restu dari orang tua Novita. Meskipun sulit, Mas Pur harus merelakan Novita pergi untuk menikah dengan pria yang bernama Radit.

Perpisahan mereka mungkin hanyalah sederhana tapi mampu mengalahkan kisah sedih dan klise yang ada dalam drama-drama Korea. Dengan motor biasa yang dipakai untuk ngojek, Mas Pur mencegat Novita yang hendak pergi ke rumah ibunya. Mobil yang membawa Novita pun berhenti ketika mendapati Mas Pur tengah berdiri di dekat tikungan gang yang lumayan sempit. Perempuan itu pun segera keluar dan menghampiri Mas Pur yang sudah menguatkan jiwanya untuk mengucapkan kalimat perpisahan.

“Aku sayang kamu, Nov. Aku harus melihat kamu bahagia, meskipun kamu bahagianya sama orang lain, bukan sama aku. Tapi satu hal yang harus kamu ingat, di sini ada hati yang selalu dengan tulus menyayangi kamu,” kata Mas Pur kepada Novita dengan jantan. Mas Pur adalah lelaki kuat yang tidak meneteskan air mata walau hati terluka.


Baca juga: Edisi Mengenang Masa Kejayaan Warnet dan Puing Kenangan Nostalgia

Setelah itu, Mas Pur menawarkan jabat tangan kepada Novita sebagai kenang-kenangan. Jabatan tangan itu pun disambut oleh pelukan Novita yang dilinangi air mata. Suasana perpisahan di gang jalanan itu terasa lebih khidmat dan memilukan ketika lagu Asal Kau Bahagia dari Armada menjadi backsound di antara mereka berdua. Lagu yang sangat cocok untuk menggambarkan perasaan Mas Pur yang rela terluka asal perempuan yang disayanginya bahagia.

Kandasnya cinta Mas Pur itu sontak membuat para netizen di seluruh tanah air turut berduka cita. Mas Pur memang sosok teladan bagi para jomblo atau lelaki-lelaki dengan tampang pas-pasan yang cintanya tidak kesampaian. Paling tidak, Mas Pur telah berjuang sekuat hatinya meskipun keadaan tengah tidak bersahabat dengan dia.

Mas Pur juga mencoba memberikan pembelajaran bagi para pejuang cinta agar tegar menghadapi pahitnya perpisahan. Tak perlu ada air mata ketika perpisahan itu tiba. Cukup di dalam hati saja tangis itu disimpan, tidak untuk dititikkan melalui kedua mata. Laki-laki harus jantan, meskipun tidak semua orang mampu melakukannya.

Akhir kata, saya ingin mengucapkan terimakasih kepada Mas Pur yang telah memberikan sebuah pembelajaran tentang proses mengikhlaskan. Saya percaya, selama perempuan yang kita sayangi bahagia meskipun dengan orang lain, tak ada satupun hal yang sepatutnya kita sesalkan. Semangat, Mas Pur!

“Tingkat mencintai yang paling hakiki adalah ketika kita
Mengikhlaskan pasangan kita bahagia dengan pilihannya.”
- Furry Setya (Mas Pur)

Previous Post Next Post

Contact Form